Ada hal yang menarik dari hasil Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang baru saja dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan. Ternyata kaum pria lebih paham literasi dan lebih banyak menggunakan produk dan jasa keuangan dibandingkan kaum wanita.
Deputi Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Anggar B. Nuraini menuturkan, OJK mencatat sebanyak 33,52% pria memahami produk dan jasa keuangan. Sementara wanita, hanya 25,69% yang mengerti terkait produk dan jasa keuangan, seperti dilansir cnnindonesia.com (25/01/2017).
Secara gender, tingkat literasi dan inklusi keuangan dirinci seperti penjelasan berikut ini.
Dari literasi keuangan (tingkat pemahaman atas produk dan jasa keuangan) per sektor, yakni:
Untuk sektor perbankan pria sebesar 32,72% sedangkan wanita 25,04%, sektor asuransi pria sebesar 18,44% sedangkan wanita 13,01%, sektor lembaga pembiayaan pria sebesar 15,99% sedangkan wanita 10,2%, sektor dana pensiun pria sebesar 13,10% sedangkan wanita 8,65%, sektor pegadaian pria sebesar 19,97% sedangkan wanita 15,61%, sektor pasar modal pria sebesar 5,38% sedangkan wanita 3,39%.
Sedangkan dari inklusi keuangan (penggunaan produk dan jasa) per sektor, yakni:
Untuk sektor perbankan pria sebesar 65,89% sedangkan wanita 61,3%, sektor asuransi pria sebesar 13,79% sedangkan wanita 10,31%, sektor lembaga pembiayaan pria sebesar 12,8% sedangkan wanita 10,88%, sektor dana pensiun pria sebesar 4,67% sedangkan wanita 4,65%, sektor pegadaian pria sebesar 9,86% sedangkan wanita 11,13%, sektor pasar modal pria sebesar 1,76% sedangkan wanita 0,82%.
“Biasanya kaum Ibu yang paham ke pegadaian, sekarang yang banyak paham bapak-bapaknya. Padahal ibu-ibu adalah menteri keuangan di rumah tangganya,” ungkap Anggar.
Perempuan lebih lemah dalam memahami produk dan jasa keuangan dari segala sektor. Meski begitu, nyatanya tingkat pemahaman tidak sama hasilnya dengan tingkat/jumlah penggunaan produk dan jasa keuangan secara per sektor, khususnya sektor pegadaian.
Tercatat, jumlah pengguna produk dan jasa keuangan di sektor pegadaian lebih banyak perempuan yakni 11,13% dibanding pria hanya 9,86%.
“Jadi, ternyata walaupun banyak pria yang paham literasi, tapi lebih banyak ibu-ibu yang ke pegadaian,” papar Anggar.
Namun, jika dilihat secara keseluruhan, jumlah pria lebih paham literasi yang menggunakan produk dan jasa keuangan lebih banyak dibandingkan wanita. Dalam survey ini, OJK mencatat produk dan jasa keuangan yang digunakan oleh pria sebesar 69,5% dan wanita hanya 66,09%.
Survey Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2016 ini dilakukan terhadap 9.680 responden di 34 provinsi, yang tersebar di 64 kota atau kabupaten di Indonesia.
Baca juga: Perusahaan Multifinance: Arti, Jenis dan Ruang Lingkup Usahanya