Kali ini, Kreditpedia akan mengulas tentang perusahaan pembiayaan alat berat di Indonesia, dengan kategori multifinance beraset total Rp 3 triliun ke atas.
Perusahaan multifinance (perusahaan pembiayaan) yang membiayai alat berat umumnya menyasar perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan konstruksi. Layanan bisnis pembiayaan alat berat dibungkus dengan skema pembiayaan sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), ataupun bentuk pembiayaan lainnya.
Berikut profil singkat 7 perusahaan pembiayaan alat berat di Indonesia, dikutip dari laman resmi tiap-tiap multifinance dan sumber lain. Urutan disusun berdasarkan alfabet.
Profil Perusahaan Pembiayaan Alat Berat di Indonesia
1. BFI Finance Indonesia (BFI Finance)
BFI Finance berdiri tahun 1982 dengan nama PT Manufacturer Hanover Leasing Indonesia, merupakan perusahaan patungan Manufacturer Hanover Leasing Corporation (USA) dengan partner lokal. Resmi berganti nama menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk pada 2001.
Saat ini 48,15% saham BFI dimiliki oleh Trinugraha Capital & CO SCA. Sisanya dimiliki oleh investor lokal dan internasional serta publik.
Produk dan layanan BFI meliputi pembiayaan modal kerja, investasi, dan multiguna, serta pembiayaan sales lease back, dan pembiayaan tanpa agunan.
Pembiayaan modal kerja, dan investasi, ditujukan untuk kebutuhan produktif seperti modal kerja, investasi dan pengembangan usaha.
Pembiayaan sales lease back, yaitu pembiayaan untuk pembelian mesin dan alat-alat berat, baru maupun bekas, untuk menunjang produktivitas usaha.
Jenis alat-alat berat seperti excavator, bulldozer, crane, forklift, heavy truck, juga mesin cetak, mesin industri hingga alat-alat kesehatan.
Porsi pembiayaan alat berat dan permesinan di BFI Finance sekitar 12%, kontribusi pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan mobil bekas dan baru sebesar 70%, sisanya pembiayaan motor bekas dan pembiayaan syariah (CNBC Indonesia).
BFI Finance memiliki jaringan pemasaran dengan 217 kantor cabang dan 57 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca juga: Pembiayaan Konsumen atau Consumer Finance2. Buana Finance
Buana Finance berdiri tahun 1982, berawal dari pendirian lembaga keuangan swasta campuran bernama PT BBL Leasing Indonesia (Bangkok Bank Leasing).
Tahun 2005, perseroan berubah nama menjadi PT Buana Finance Tbk, yang didukung penuh oleh grup pendiri dari Bank Buana Indonesia (sekarang Bank UOB Indonesia).
Pemegang saham mayoritas Buana Finance adalah PT Sari Dasa Karsa sebesar 67,60%. Sisanya 32.40% dimiliki oleh publik.
Fokus kegiatan usaha di segmen leasing (sewa guna usaha) dan pembiayaan konsumen (mobil bekas), serta pembiayaan multiguna, yang meliputi pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, dan fasilitas dana.
Produk pembiayaan yang bisa diberikan seperti alat berat (excavator, wheel loader, forklift, tractor, heavy truck), genset, mesin cetak & offset, mesin industri, mobil dan kendaraan niaga, serta kapal.
Buana Finance membiayai alat berat Komatsu melalui United Tractors, dan alat berat Hitachi melalui Hexindo, serta masih banyak brand alat berat ternama lainnya.
Transaksi pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja dapat dilakukan dengan skema:
- Sewa pembiayaan (financial lease).
- Jual dan sewa balik (sale and lease back).
- Anjak piutang dengan pemberian jaminan dari penjual piutang (factoring with recourse).
- Anjak piutang tanpa pemberian jaminan dari penjual piutang (factoring without recourse).
- Pembelian dengan pembayaran secara angsuran (installment financing).
- Dan pembiayaan lainnya.
Sepanjang 2021, porsi pembiayaan di sektor pertambangan sebesar 9,8%, konstruksi 5,2%, jasa 4,5%, perkebunan dan kehutanan 3,9%, dan manufaktur 1,45%, kalau dijumlahkan sekitar 25% dari total penyaluran sewa pembiayaan Buana Finance (Bisnis.com).
Jaringan kantor Buana Finance menyebar di 34 kantor cabang dan kantor selain kantor cabang di seluruh Indonesia.
3. Clipan Finance Indonesia (Clipan Finance)
Clipan Finance berdiri pada 1982, dengan nama PT Clipan Leasing Corporation, yang merupakan perusahaan patungan antara Credit Lyonnais dari Perancis dan Panin Bank.
Tahun 1990, perseroan resmi berganti nama menjadi PT Clipan Finance Indonesia Tbk. Saat ini pemegang saham mayoritas adalah Panin Bank sebesar 51,49%, sisanya dimiliki oleh investor dan publik.
Produk dan layanan pembiayaan meliputi pembiayaan mobil (baru dan bekas), pembiayaan fleet, pembiayaan alat berat, dan pembiayaan multiguna (dana tunai).
Fasilitas pembiayaan untuk pengadaan barang modal seperti alat-alat berat untuk pertambangan, industri, perkebunan, kehutanan, tongkang, tugboat dan mesin produksi.
Clipan Finance baru membuka kembali pembiayaan alat berat di Mei 2021. Setelah sempat jeda pada era pandemi covid-19.
Di 2022 ini, Clipan mengincar porsi pembiayaan alat berat dan mobil angkut sebesar 20% dari total target pembiayaan baru yang ditetapkan (Bisnis.com).
Clipan Finance memiliki jaringan pemasaran dengan kantor cabang dan kantor pemasaran yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.
Baca juga: Pembiayaan atau Kredit Multiguna4. Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL Finance)
Chandra Sakti Utama Leasing sebelumnya bernama PT Standard Chartered Leasing. Tahun 1995 CSUL Finance diakusisi oleh PT Trakindo Utama dari Standard Chartered Bank, sekaligus menjadi salah satu anak perusahaan PT Tiara Marga Trakindo (TMT).
Pada awalnya, CSUL Finance menjalankan kegiatan usaha dalam bidang pembiayaan sewa guna usaha, dan pembiayaan konsumen yang hanya terfokus kepada karyawan grup TMT.
Namun di 2014, CSUL Finance melakukan diversifikasi kegiatan usaha pembiayaan. Sebelumnya berbentuk sewa guna usaha, anjak piutang, dan pembiayaan konsumen, kini menjadi pembiayaan investasi, pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan multiguna,
CSUL Finance menyediakan fasilitas pembiayaan investasi seperti pembiayaan alat berat, mesin, forklift, eskalator, genset, dan kendaraan niaga proyek, untuk menunjang aktifitas usaha, relokasi dan ekspansi bisnis.
Alat berat yang dibiayai pun dari berbagai brand, seperti Caterpillar, Komatsu, Hyundai, Hitachi, Kobelco, dan banyak lagi, sesuai keinginan dan kebutuhan customer CSUL Finance.
CSUL Finance pun memberikan fasilitas pembiayaan pinjaman modal kerja untuk perorangan maupun badan usaha buat memenuhi kebutuhan modal kerja/usaha ataupun pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktivitas usaha debitur dengan tenor maksimal 2 tahun.
Nilai pembiayaan yang diberikan oleh CSUL Finance antara lain:
- Rp 100 juta – Rp 5 miliar untuk pembiayaan investasi.
- Rp 50 juta – Rp 1 miliar untuk pembiayaan modal kerja.
- Rp 50 juta – Rp 500 juta untuk pembiayaan multiguna.
Sebelum pandemi, kontribusi pembiayaan CSUL Finance sekitar 70% ditopang oleh segmen pembiayaan alat berat, sisanya pembiayaan mobil sebesar 30% (Kontan).
Jaringan kantor CSUL Finance ada di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Karawang, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Makassar, dan Malang.
5. Komatsu Astra Finance (KAF)
PT Komatsu Astra Finance didirikan tahun 2005, merupakan perusahaan patungan antara Astra International melalui PT Sedaya Multi Investama dan Komatsu melalui PT Komatsu Indonesia (50:50).
KAF bertujuan untuk mendukung penjualan alat berat Komatsu dan produk pendukungnya yang dipasarkan oleh PT United Tractors Tbk. (UT), dengan menyediakan layanan fasilitas pembiayaan.
Selain itu, KAF pun berkolaborasi dengan UT merancang dan menawarkan program trade-in dan pembiayaan suku cadang, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
KAF memberikan pembiayaan investasi unit Komatsu kepada pelanggan dalam bentuk Financial Lease. Yaitu menyewagunausahakan unit Komatsu dalam jangka waktu tertentu.
Di mana pada akhir periode sewa guna usaha, pelanggan dapat memiliki unit Komatsu dengan menjalankan hak opsi kepemilikan berdasarkan kondisi dan ketentuan yang telah disepakati bersama.
Selain dari Financial Lease, KAF juga memberikan dukungan kepada debitur aktifnya dalam bentuk pembiayaan lainnya.
Mayoritas pelanggan KAF berasal dari sektor coal mining (pertambangan batu bara). Dan untuk memenuhi permintaan pelanggan di sektor agro-kehutanan serta konstruksi, KAF pun memperluas jaringan bisnisnya dengan membuka kantor perwakilan di Pekanbaru, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.
Baca juga: Memilih Perusahaan Pembiayaan yang Tepat untuk Pinjaman6. Mandiri Tunas Finance (MTF)
Salah satu perusahaan multifinance yang juga memiliki lini bisnis pembiayaan alat berat adalah Mandiri Tunas Finance.
Cikal bakal Mandiri Tunas Finance berawal dari PT Tunas Financindo Corporation yang didirikan tahun 1989.
Pada 2000, PT Tunas Financindo Corporation bersalin nama menjadi PT Tunas Financindo Sarana, dengan brand Tunas Finance.
Setelah akuisisi 51% saham Tunas Finance oleh Bank Mandiri, maka Tunas Finance berubah nama menjadi Mandiri Tunas Finance pada 2009.
Selain melayani pembiayaan mobil, sepeda motor, fleet financing, dan multiguna, MTF juga memberikan layanan pembiayaan alat-alat berat (heavy equipments) dengan fasilitas pembiayaan sewa guna usaha.
Saat ini, pembiayaan alat berat di Mandiri Tunas Finance masih memiliki porsi kurang lebih sebesar 10 persen dari total portofolio pembiayaan yang dikelola MTF (Kontan).
MTF memiliki jaringan kantor di 102 titik lokasi yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, dan Papua.
7. Surya Artha Nusantara Finance (SANF)
PT Surya Artha Nusantara Finance didirikan tahun 1983 dengan nama PT Sangga Loka Subur. Tahun 1989 bersalin nama menjadi PT Surya Artha Nusantara Finance (SAN Finance).
SANF merupakan perusahaan joint venture yang dimiliki oleh Astra International melalui PT Sedaya Multi Investama (60%), dengan Marubeni Corporation (35%), dan PT Marubeni Indonesia (5%).
SANF menyediakan produk dan layanan pembiayaan melalui pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja.
Pembiayaan investasi untuk pengadaan barang modal/jasa yang diperlukan untuk aktivitas usaha (investasi), rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau relokasi tempat usaha, yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu lebih dari 2 tahun.
Layanan pembiayaan investasi yang diberikan oleh SANF adalah sebagai berikut:
- Sewa pembiayaan (financial lease).
- Jual dan sewa balik (sale and lease back).
- Anjak piutang dengan pemberian jaminan dari penjual piutang (factoring with recourse)
Pembiayaan modal kerja untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktivitas usaha debitur dan jangka waktu pembiayaannya maksimal 2 tahun.
Layanan pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh SANF adalah sebagai berikut:
- Jual dan sewa balik.
- Anjak piutang dengan pemberian jaminan dari penjual piutang.
- Anjak piutang tanpa pemberian jaminan dari penjual piutang (factoring without recourse).
- Fasilitas modal usaha
Anak perusahaan grup Astra yang khusus membiayai alat berat ini sebagian besar mengucurkan pembiayaannya ke perusahaan afiliasi yaitu United Tractors.
Selain alat berat merek Komatsu yang diusung United Tractors, SAN Finance pun membiayai alat berat sejumlah merek seperti Hitachi dan Kobelco (Kontan).
SAN Finance memiliki jaringan pemasaran yang tersebar di Jakarta, Jatim, Sumut, Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kaltim, Kalsel, serta Sulawesi Selatan.
Itulah, deretan perusahaan pembiayaan alat berat yang ada di Indonesia. Ada perusahaan multifinance yang fokus utama pembiayaannya di bidang pembiayaan alat-alat berat.
Sementara sebagian lagi terdiri dari perusahaan multifinance yang porsi pembiayaan alat berat berkisar 10% – 30% dari total portofolio pembiayaan perusahaan.
Baca juga: Peringkat Perusahaan Multifinance 2022 di Indonesia