Kehadiran perusahaan multifinance syariah dapat memberikan alternatif pembiayaan bagi konsumen produk/jasa keuangan di Indonesia. Tentunya selain pembiayaan konvensional yang telah lebih dahulu ada.
Secara umum, kegiatan pembiayaan syariah hampir mirip dengan pembiayaan konvensional. Namun terdapat beberapa karakteristik khusus, dengan produk dan mekanisme transaksi yang berdasarkan prinsip syariah.
Berdasarkan Statistik Lembaga Pembiayaan OJK periode September 2024, terdapat 3 perusahaan multifinance murni syariah (full pledge) yang beroperasi di Indonesia.
Berikut profil ketiga perusahaan multifinance syariah tersebut, yang telah dirangkum oleh Kreditpedia dari berbagai sumber.
Daftar Perusahaan Multifinance Syariah
1. PT Citra Tirta Mulia (CITIFIN MultiFinance Syariah)
CITIFIN Multi Finance Syariah beroperasi sejak tahun 1989. Dan dalam perjalanannya telah mengalami beberapa kali perubahan (pergantian) nama, yaitu:
Tanggal 19 Agustus 1989, perseroan berdiri dengan nama PT Marannu International Finance. Kepemilikan perseroan dimiliki oleh PT Bank Marannu.
Pada 24 April 1999, berganti nama menjadi PT Tirta Larastama Dinamika Finance atau Tirta Laras Finance, seiring dengan akuisisi seluruh saham perseroan oleh Dapenma Pamsi (Dana Pensiun Bersama Perusahaan Air Minum Seuruh Indonesia).
Di tanggal 20 Februari 2013, Dapenma Pamsi menggandeng H. Norhin menjadi pemegang saham mayoritas. Sejalan dengan akuisisi oleh H. Norhin, perseroan melakukan beberapa langkah strategis, seperti mengkonversi Unit Usaha Syariah yang telah beroperasi sejak tahun 2009 menjadi full syariah. Dan mengganti nama perseroan menjadi PT Citra Tirta Mulia atau CITIFIN Multi Finance Syariah.
Komposisi pemegang saham perseroan adalah H. Norhin sebesar 84,05 persen. Sisanya dimiliki oleh Dana Pensiun Bersama PDAM Seluruh Indonesia – Dapenma Pamsi (15,73 persen) serta Koperasi Karyawan Citra Tirta Mulia (0,22 persen).
Fokus kegiatan usaha perseroan saat ini meliputi Pembiayaan Anjak Piutang, Pembiayaan Pengurusan Porsi Haji (P3H) dan Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR).
Sejauh ini, Citifin memiliki sejumlah kantor cabang seperti di Jakarta Selatan, Banjarmasin dan Medan. Dengan total aset Rp131 miliar (per Desember 2022).

2. PT Sharia Multifinance Astra (Amitra)
Brand Amitra pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat luas di akhir tahun 2015 oleh FIF Group (PT Federal International Finance).
Sebelum meluncurkan Amitra, FIF Group telah menjadi perusahaan multifinance yang memiliki platform syariah sejak tahun 2003, dibawah Unit Usaha Syariah (FIF Syariah). Hingga akhirnya, FIF Group pun berfokus untuk menggarap pasar syariah dengan mengembangkan Amitra.
Amitra yang merupakan bagian dari manajemen FIF Group sekaligus anak usaha PT Astra International Tbk ini, menjalankan prinsip syariah secara full pledge pada kuartal II-2016, dan mulai beroperasi penuh pada tahun 2017.
Di tahun 2018, Amitra tengah bersiap berpisah alias spin off dari induk usaha. Di mana pada tahun sebelumnya, Amitra telah mengurus segala izin dan proses untuk mengajukan spin off kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Tepatnya 9 September 2019, perseroan mendapatkan izin usaha Perusahaan Pembiayaan Syariah, dan pada 10 September 2020 Amitra mendapatkan izin pembukaan kantor cabang dari OJK.
Secara serentak pada 1 Februari 2021 lalu, secara resmi dilakukan pembukaan 5 kantor cabang pertama PT Sharia Multifinance Astra yang bertempat di 5 titik, yaitu Jakarta Pusat, Bekasi, Semarang, Malang, dan Pekanbaru.
Titik-titik tersebut mewakili 5 provinsi di Indonesia yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah-Yogyakarta, Jawa Timur serta Riau.
Fokus kegiatan usaha pembiayaan meliputi pembiayaan kendaraan roda dua baru dan bekas, pembiayaan perjalanan religi (Umroh Reguler dan Umroh Plus), pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan multiguna.
Sebagai diversifikasi bisnis pembiayaan syariah, Amitra juga menghadirkan produk pembiayaan logam mulia, yaitu Beli Emas. Yang merupakan re-branding dari produk AMIGO (Amitra Gold).
Per Desember 2023, tercatat total aset PT Sharia Multifinance Astra sebesar Rp190,3 miliar dan laba bersih diangka Rp7,4 miliar.
3. PT Trihamas Finance Syariah
PT Trihamas Finance Syariah (Trihamas Syariah), awal mulanya bernama PT Trimitra Multi Finance yang berdiri pada tahun 1995. Selanjutnya, di tahun 2007 terjadi perubahan pemegang saham baru dan perubahan nama perusahaan menjadi PT Pro Mitra Finance.
2018, seiring dengan masuknya 40 persen saham PT Trihamas Finance dan 9 persen saham Global Wakaf Corp, perseroan mengkonversi kegiatan usaha menjadi perusahaan pembiayaan syariah murni. Lalu bersalin nama menjadi PT Pro Mitra Finance Syariah.
Pada tahun yang sama, PT Trihamas Finance melakukan spin off, dengan cara pengalihan aset dan liabilitas Unit Usaha Syariah PT Trihamas Finance ke PT Pro Mitra Finance Syariah. Serta diusulkan lagi penggantian nama PT Pro Mitra Finance Syariah menjadi PT Trihamas Finance Syariah.
Tahun 2019, PT Trihamas Finance Syariah sepenuhnya bertransformasi menjadi perusahaan pembiayaan yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah.
Trihamas Syariah memberikan layanan produk pembiayaan seperti pembiayaan kendaraan roda empat (baru dan bekas), pembiayaan griya, pembiayaan UMKM, pembiayaan jasa pengurusan haji dan umrah.
Akhir Desember 2023, tercatat total aset Trihamas Syariah berada pada posisi Rp137,8 miliar dan laba bersih diangka Rp78,5 miliar.
Trihamas Syariah mempunyai kantor cabang dan kantor selain kantor cabang yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
