Bagaimana perolehan laba perusahaan multifinance di tahun 2022? Tahun 2022 menjadi titik balik bagi sebagian perusahaan pembiayaan setelah dihantam pandemi Covid-19. Sejumlah perusahaan multifinance menutup 2022 dengan pertumbuhan laba yang signifikan dan menghasilkan cuan tebal.
Kreditpedia coba merangkum perusahaan multifinance yang telah berhasil mencatat perolehan laba mencapai triliunan rupiah sepanjang tahun lalu. Berikut ulasannya.
1. PT Federal International Finance (FIF)
FIF mengantongi laba bersih Rp 3,17 triliun pada 2022. Jumlah ini melonjak 28,59 persen dibanding pada 2021 senilai Rp 2,46 triliun.
FIF mencatat pertumbuhan nilai penyaluran pembiayaan sebesar 10,23 persen pada 2022 menjadi Rp 35,08 triliun. Nilai itu meningkat dibanding 2021 yang sebesar Rp 31,83 triliun.
Pertumbuhan penyaluran pembiayaan juga dapat dilihat dari sisi jumlah pemesanan (booking unit) pada 2022 yang mencapai 2,74 juta unit atau naik 4,67 persen dibanding tahun 2021 sebesar 2,62 juta unit.
Kenaikan laba bersih tersebut seiring dengan kinerja perusahaan yang efisien dengan beban yang ditanggung tercatat Rp 4,8 triliun pada 2022. Angka tersebut turun dibandingkan dengan tahun 2021 yakni Rp 5,6 triliun.
Pendapatan perusahaan pun naik menjadi Rp 8,9 triliun. Pada 2021, pendapatan anak usaha Astra International ini tercatat Rp 8,8 triliun.
Baca juga: Perusahaan Pembiayaan Elektronik di IndonesiaDari sisi liabilitas, FIF memiliki tanggungan sebesar Rp 23,4 triliun. Angka tersebut naik sedikit dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni Rp 23,3 triliun.
Sedangkan jumlah ekuitas perusahaan mencapai Rp 11 triliun. Melonjak 20,21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ekuitas ini utamanya ditopang oleh saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya.
Selain itu, tingkat non performing financing (NPF) FIF tercatat sebesar 0,9 persen, tidak jauh berbeda dari 2022. Dikategorikan sehat.
FIF juga berhasil menorehkan pertumbuhan aset sebesar Rp 36,07 triliun pada tahun 2022, tumbuh 2,04 persen dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 35,35 triliun.
Perusahaan mencatat, pertumbuhan kinerja pada nilai penyaluran pembiayaan, jumlah booking, dan aset, didukung oleh 5 lini bisnis FIF, yaitu FIFASTRA, SPEKTRA, DANASTRA, FINATRA, dan AMITRA.
2. PT BCA Finance
BCA Finance mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,94 triliun sepanjang 2022. Tumbuh 14,04 persen dibandingkan dengan tahun 2021 senilai Rp 1,7 triliun.
Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan total pendapatan perusahaan yang meningkat menjadi Rp 3,58 triliun, tumbuh 6,1 persen dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 3,37 triliun.
Pendapatan pembiayaan konsumen memberikan kontribusi paling besar senilai Rp 2,77 triliun. Angkanya tumbuh 3,47 persen dari posisi 2021 senilai Rp 2,68 triliun.
Baca juga: Perusahaan Pembiayaan Alat Berat di IndonesiaHanya saja, pendapatan bunga perusahaan tercatat turun signifikan merosot 96,04 persen. Diketahui, pendapatan bunga hanya sekitar Rp 377 juta pada 2022. dari sebelumnya mencapai Rp 9,53 miliar pada 2021.
Namun, di tengah pendapatan yang meningkat, beban perusahaan justru tercatat turun. Beban perusahaan di 2022 senilai Rp 1,1 triliun, turun 7,9 persen dibanding tahun 2021 senilai Rp 1,2 triliun.
Selain itu, piutang pembiayaan konsumen BCA Finance naik senilai Rp 6,84 triliun di 2022, tumbuh 1 persen dari Rp 6,77 triliun pada 2021. Sehingga berkontribusi terhadap kinerja aset, yang pada 2022 senilai Rp 8,49 triliun atau tumbuh 1,4 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 8,37 triliun.
Dari sisi ekuitas, BCA Finance mencatat kenaikan, meningkat 4,6 persen dari sebelumnya Rp 6,11 triliun menjadi Rp 6,38 triliun di 2022. Sementara liabilitas perusahaan turun 7,20 persen secara tahunan, dari Rp 2,27 triliun menjadi Rp 2,11 triliun.
3. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance)
BFI Finance (BFIN) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,8 triliun sepanjang 2022, atau naik 59,7 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 1,13 triliun.
Laba senilai Rp 1,8 triliun itu berasal dari total pendapatan yang tumbuh 30,57 persen secara year on year (yoy). Naik dari tahun lalu senilai Rp 4,12 triliun menjadi Rp 5,38 triliun.
Kinerja kinclong tersebut didukung oleh total pembiayaan baru yang disalurkan perusahaan sepanjang 2022. Dimana, total pembiayaan baru mencapai Rp 20 triliun dan naik 52,7% secara tahunan, yang merupakan booking tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Sementara dari sisi piutang pembiayaan yang dikelola tercatat Rp 20,5 triliun atau tumbuh 40,7 persen secara yoy, dengan rincian portofolio pembiayaan roda empat sebesar 67,3 persen, alat berat dan mesin menyumbang 13,0 persen, roda dua berkontribusi 11,9 persen, pembiayaan agunan sertifikat rumah dan ruko (property-backed financing) sebesar 4,2 persen, serta sisanya syariah menyumbang sebesar 3,6 persen.
Capaian positif BFI Finance ini tak lepas dari mobilisasi masyarakat yang kembali aktif, daya konsumsi yang mulai menggeliat, serta kondusifnya perekonomian nasional sepanjang tahun lalu.
Baca juga: Peringkat Perusahaan Multifinance 2022 di IndonesiaSeiring kenaikan pendapatan, beban yang dibukukan perseroan juga meningkat 15,96 persen, dari semula Rp 2,71 triliun menjadi Rp 3,13 triliun pada 2022.
Pada sisi liabilitas, tercatat terjadi kenaikan 60,55 persen yoy dari sebelumnya Rp 8,2 triliun menjadi Rp 13,17 triliun. Total ekuitas juga naik 17,84 persen yoy menjadi Rp 8,75 triliun dari semula bernilai Rp 7,43 triliun.
Hingga Desember 2022, BFIN membukukan total aset senilai Rp 21,92 triliun. Aset perusahaan melonjak 40,25 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai Rp 15,63 triliun.
Sementara itu, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) juga bisa ditekan di angka bruto 1,00 persen atau turun 25 bps secara tahunan dengan NPF coverage berada pada angka 4,1 kali. Persentase NPF ini lebih rendah dari rata-rata industri yang dilaporkan mencapai 2,32 persen per Desember 2022.
4. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance)
Adira Finance menutup tahun buku 2022 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,6 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 32 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,2 triliun.
Kenaikan laba perusahaan multifinance dengan kode emiten ADMF ini ditopang oleh penurunan beban bunga dan biaya kredit. Tahun lalu, beban bunga perseroan turun 34 persen, menjadi Rp 729 miliar, karena adanya penurunan jumlah pinjaman dan biaya funding.
Dan biaya kredit mengalami penurunan 35 persen, atau menjadi Rp 907 miliar. Penurunan biaya kredit sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi dan bisnis.
Sehingga, rasio return-on-asset (ROA) dan return on equity (ROE) yang dimiliki Adira Finance masing-masing menjadi 8,6 persen dan 17,4 persen di tahun 2022.
Perusahaan mencatatkan pembiayaan baru meningkat sebesar 22 persen year on year menjadi Rp 31,7 triliun, terutama didorong dari pertumbuhan segmen pembiayaan mobil. di mana penjualan mobil baru naik 17 persen, menjadi 1 juta unit, sedangkan penjualan motor baru tumbuh tipis 4 persen menjadi 5,3 juta unit.
Baca juga: Perusahaan Multifinance: Arti, Jenis dan Ruang Lingkup UsahanyaDi samping itu, Adira Finance berhasil membukukan pertumbuhan piutang yang dikelola sebesar 10 persen, menjadi sebesar Rp 44,6 triliun, setelah sempat mengalami penurunan dalam dua tahun terakhir karena dampak pandemi Covid-19.
Di tahun 2022 pula, pembiayaan baru di segmen syariah mengalami pertumbuhan sebesar 20 persen menjadi Rp 6,6 triliun secara tahunan. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan langkah strategis yang dilakukan Adira Finance dengan terus memberikan penyaluran pembiayaan syariah secara agresif serta peningkatan jaringan usaha syariah.
Tutup tahun 2022, pembiayaan bermasalah atau non-performing loan (NPL) juga menunjukkan perbaikan. Ini tercermin dari rasio NPL yang bisa dijaga di level 1,7 persen, turun dari sebelumnya sebesar 2,3 persen pada 2021.
Dari sisi aset, ADMF memiliki aset sebesar Rp 24,89 triliun, tumbuh 5.01 persen dari periode sebelumnya senilai Rp 23,7 triliun.
Sementara itu, perseroan membukukan liabilitas sebesar Rp 14,86 triliun di 2022, mengalami pertumbuhan sebesar 0,7 persen secara tahunan.
Sedangkan ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp 10,03 triliun pada 2022, mengalami peningkatan 12,1 persen secara year on year.
5. PT Astra Sedaya Finance (ASDF)
Astra Sedaya Finance membukukan laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun di tahun 2022, meningkat 33,81 persen dibandingkan periode sebelumnya senilai Rp 1,12 triliun.
Perolehan laba perusahaan multifinance dibawah naungan Astra Financial ini berasal dari nilai pendapatan bersih yang meningkat menjadi Rp 6,03 triliun di 2022, tumbuh 8,57 persen dari Rp 5,55 triliun di tahun 2021.
Pendapatan bersih tersebut disokong oleh pembiayaan konsumen yang mendominasi sebesar Rp 4,94 triliun sepanjang 2022, tumbuh 9,92 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 4,49 triliun. Diikuti juga oleh sewa pembiayaan senilai Rp 402 miliar yang meningkat dari Rp 293 miliar.
Baca juga: 7 Perusahaan Multifinance yang Go PublicDari sisi total beban perusahaan, tercatat penurunan tipis sebesar 0,10 persen, dari semula Rp 4,15 triliun pada 2021 menjadi Rp 4,14 triliun di 2022.
Beralih ke sisi aset, aset perusahaan pun menunjukan peningkatan sebesar 14,46 persen dari Rp 32,62 triliun di tahun 2021 menjadi Rp 37,33 triliun pada 2022.
Bagaimana dengan liabilitas dan ekuitas perusahaan? Liabilitas perusahaan mengalami kenaikan 15,40 persen, menjadi Rp 28,68 triliun di 2022 dari Rp 24,85 triliun periode sebelumnya.
Sedangkan ekuitas perusahaan tercatat meningkat 11,45 persen menjadi Rp 8,65 triliun di 2022 dari Rp 7,76 triliun di 2021.
Itulah 5 perusahaan multifinance yang sukses meraup laba bersih Rp 1 triliun ke atas saat tutup buku tahun 2022.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan mencatat akumulasi laba bersih dari 153 perusahaan multifinance sepanjang 2022 mencapai Rp 20,36 triliun, angka ini meningkat 33,17 persen dibanding periode sebelumnya sebesar Rp 15,28 triliun.
Sumber: Bisnis.com | Kontan.co.id | Infobanknews.com
Baca juga: Perusahaan Fintech Lending atau Pinjol Berizin di OJK