7 Perusahaan Pembiayaan Raup Laba Besar di 2023

7 Perusahaan Pembiayaan Raup Laba Besar di 2023

Bagaimana perolehan laba perusahaan pembiayaan menutup tahun buku 2023?

Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance telah merilis paparan kinerja sepanjang tahun 2023 lalu. Secara keseluruhan, kinerja laba periode 2023 membukukan hasil yang beragam.

Ada perusahaan pembiayaan yang mencatatkan penurunan laba, ada yang naik tipis, ada pula yang melonjak, membukukan pertumbuhan laba yang signifikan.

Berikut Kreditpedia coba merangkum perusahaan pembiayaan yang telah berhasil mencatat perolehan laba dari ratusan miliar hingga triliunan rupiah selama 2023. Simak ulasannya.

1. FIF Group

FIF Group (PT Federal International Finance) membukukan laba bersih Rp 4,1 triliun pada 2023. Jumlah ini melonjak 29,42 persen dibanding pada 2022 senilai Rp 3,17 triliun.

Peningkatan laba bersih FIF Group ditopang oleh penghasilan/pendapatan yang tumbuh 16,21 persen, dari Rp 8,96 triliun menjadi Rp 10,42 triliun tutup tahun 2023.

Kontribusi terbesar penghasilan perusahaan berasal dari pembiayaan konsumen yang tercatat Rp 9,01 triliun, tumbuh 3,34 persen dari tahun sebelumnya senilai Rp 8,72 triliun.

Selanjutnya, pos penghasilan dari ijarah bersih yang melonjak drastis 1.589,65 persen dari Rp 70,36 miliar menjadi Rp 1,18 triliun. Sedangkan pos penghasilan bunga dan denda naik 27,18 persen menjadi Rp 196,29 miliar. Serta pos penghasilan lain-lain tumbuh 6,78 persen menjadi Rp 16,64 miliar secara tahunan.

Sementara dari jumlah beban, FIF Group mengalami peningkatan mencapai Rp 5,14 triliun, dari sebelumnya Rp 4,88 triliun, atau naik 5,32 persen secara year on year (yoy).

Jumlah beban perusahaan tersebut meningkat disebabkan oleh pos beban usaha yang naik 7,35 persen dari Rp 2,32 triliun menjadi Rp 2,49 triliun sepanjang 2023.

Dari sisi aset, anak usaha Astra Internasional ini membukukan total aset senilai Rp 39,16 triliun. Aset perusahaan meningkat 13,39 persen ketimbang di tahun 2022 yang tercatat senilai Rp 34,54 triliun.

Dari sisi liabilitas, FIF Group memiliki tanggungan sebesar Rp 27,87 triliun. Angka tersebut naik 19,03 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni Rp 23,42 triliun.

Sedangkan jumlah ekuitas perusahaan mencapai Rp 11,29 triliun. Naik tipis sebesar 1,52 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 11,12 triliun.

Apa Itu Multifinance atau Perusahaan Pembiayaan?Baca juga: Perusahaan Multifinance: Arti, Jenis dan Ruang Lingkup Usahanya

2. BCA Finance

BCA Finance mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,96 triliun sepanjang 2023. Naik tipis 0,95 persen dibandingkan dengan tahun 2022 senilai Rp 1,94 triliun.

Pencapaian laba bersih tersebut disokong oleh kenaikan total pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 3,94 triliun, tumbuh 10,12 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 3,58 triliun.

Rinciannya, pendapatan BCA Finance dikontribusikan oleh pendapatan pembiayaan konsumen sebesar Rp 2,97 triliun, diikuti denda dan pendapatan lain-lain sebesar Rp 832,68 miliar.

Namun, di tengah pendapatan yang meningkat, jumlah beban perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 30,65 persen. Beban perusahaan menjadi Rp 1,44 triliun dibanding tahun 2022 senilai Rp 1,10 triliun.

Dari sisi aset, total aset BCA Finance mencatat kenaikan, meningkat 5,21 persen dari sebelumnya Rp 8,49 triliun menjadi Rp 8,93 triliun di 2023.

Sementara liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp 2,50 triliun dan jumlah ekuitas BCA Finance tercatat Rp 6,43 triliun selama 2023.

Poin-Poin Penting Dalam Pembiayaan Syariah Yang Perlu DiketahuiBaca juga: Poin-Poin Penting Dalam Pembiayaan Syariah Perlu Diketahui

3.  Adira Finance

Adira Finance menutup tahun buku 2023 dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,94 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,60 triliun.

Pertumbuhan laba Adira Finance ditopang meningkatnya total pendapatan sebesar 14 persen (year on year) menjadi Rp 9,5 triliun, relatif sejalan dengan tumbuhnya pembiayaan baru perusahaan.

Pendorong utama lainnya dari pertumbuhan laba juga berasal dari kenaikan total aset perseroan. Aset yang dikelola naik 25 persen mencapai Rp 55 triliun.

Sehingga, rasio return-on-asset (ROA) dan return on equity (ROE) yang dimiliki Adira Finance masing-masing menjadi 8,6 persen dan 18,7 persen di tahun 2023.

Perusahaan mencatatkan pembiayaan baru meningkat sebesar 31 persen menjadi Rp 41,6 triliun, dan piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan tumbuh sebesar 25 persen menjadi Rp 55,7 triliun secara year on year.

Khusus untuk kinerja bisnis otomotif, penjualan ritel sepeda motor baru mencatatkan pertumbuhan sebesar 12 persen menjadi 6 juta unit. Sementara penjualan ritel mobil baru mengalami penurunan 2 persen menjadi 998 unit di 2023.

Sedangkan untuk pembiayaan kendaraan listrik mencapai Rp 189 miliar sepanjang 2023.

Di tahun 2023 pula, pembiayaan baru segmen syariah mengalami pertumbuhan sebesar 34 persen menjadi Rp 8,9 triliun secara tahunan. Pembiayaan syariah berkontribusi sekitar 21 persen dari total pembiayaan baru perusahaan.

4.  Astra Sedaya Finance

Astra Sedaya Finance membukukan laba bersih sebesar Rp 1,86 triliun di tahun 2023, meningkat 24,4 persen dibandingkan periode sebelumnya senilai Rp 1,5 triliun.

Pertumbuhan laba ditopang oleh meningkatnya pendapatan yang diterima perusahaan sebesar Rp 605 miliar, naik 10 persen year on year.

Kenaikan pendapatan disokong oleh pertumbuhan pembiayaan konsumen dan pembiayaan sewa guna usaha yang naik sebesar Rp 649 miliar atau 12 persen yoy.

Sepanjang 2023, ASF mencatatkan penyaluran pembiayaan lebih dari Rp 34 triliun, mengalami kenaikan sebesar Rp 375 miliar. Namun diketahui bahwa kenaikan tersebut tak sebesar tahun sebelumnya.

Tahun 2023, penjualan mobil ritel terkoreksi 1,5 persen, turun 998 ribu unit dibanding tahun 2022 sebanyak 1,01 juta unit.

Sebagai informasi, total pendapatan ASF tercatat naik 9,95 persen menjadi Rp 6,63 triliun di 2023 dibanding tahun lalu sebesar Rp 6,03 triliun. Dari sisi total beban perusahaan, tampak mengalami kenaikan sebesar 3,38 persen menjadi Rp 4,28 triliun secara tahunan.

Bagaimana dengan liabilitas dan ekuitas perusahaan? Liabilitas perusahaan mengalami kenaikan 6,24 persen, menjadi Rp 30,47 triliun. Sedangkan ekuitas anak usaha Astra International ini tercatat meningkat 8,32 persen menjadi Rp 9,37 triliun sepanjang 2023.

Beralih ke sisi aset, total aset perusahaan pun menunjukan peningkatan sebesar 6,75 persen, dari Rp 37,33 triliun di tahun 2022 menjadi Rp 39,85 triliun pada 2023.

Perusahaan Fintech P2P Lending Yang Terdaftar dan Berizin di OJKBaca juga: Perusahaan Fintech Lending atau Pinjol Berizin di OJK

5. BFI Finance

BFI Finance membukukan laba bersih sebesar Rp 1,64 triliun sepanjang 2023, turun 9,04 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 1,8 triliun. Namun demikian perusahaan masih dalam performa positif.

Tercatat total pendapatan perusahaan yang tumbuh 18,02 persen, meningkat dari tahun lalu, dari senilai Rp 5,38 triliun menjadi Rp 6,35 triliun di tahun 2023.

Naiknya pendapatan perseroan ditopang oleh piutang pembiayaan yang meningkat sebesar 17,44 persen menjadi Rp 5,93 triliun, dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp 5,05 triliun.

Sementara, tertekankannya laba BFI Finance tampaknya disumbang oleh pos beban perusahaan yang naik 37,63 persen menjadi Rp 4,32 triliun di 2023, dibanding tahun 2022 yang hanya Rp 3,14 triliun.

Adapun beban tertinggi berasal dari beban gaji pegawai yang mencapai Rp 1,45 triliun, meningkat 10,05 persen di tahun 2023, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 1,32 triliun.

Dari liabilitas perusahaan tampak melonjak 10,02 persen menjadi Rp 14,49 triliun di 2023, dan ekuitas perusahaan juga naik 8,50 persen menjadi Rp 9,49 triliun.

Hingga tutup buku 2023, aset BFI juga tercatat meningkat sebesar 9,44 persen menjadi Rp 23,99 triliun, jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai Rp 21,92 triliun.

6. Clipan Finance

Clipan Finance mencatatkan kenaikan laba sebesar Rp 162,29 persen menjadi Rp 815 miliar pada 2023, dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp 310 miliar.

Peningkatan laba perusahaan ini didorong oleh tiga faktor utama. Yakni pemulihan asset write off, peningkatan pembiayaan baru sebanyak 20 persen, serta efisiensi biaya yang dilakukan pada 2023.

Meski laba melesat pada tahun 2023 lalu, namun di 2024 ini Clipan hanya menetapkan target laba sebesar Rp 376 miliar. Namun tidak menutup kemungkinan dapat mencetak hasil (profit) yang melampaui target yang sudah dibuat.

Untuk mencapai target yang telah ditetapkan tersebut, ada serangkaian langkah yang akan dilakukan perusahaan. Yakni, mengoptimalkan jaringan pemasaran melalui cabang-cabang perusahaan, meningkatkan kerja sama dengan grup dan induk perusahaan (Panin Bank).

Aturan OJK Tentang Ekuitas Multifinance Yang Perlu DiketahuiBaca juga: Aturan OJK Tentang Ekuitas Multifinance Yang Perlu Diketahui

7. CIMB Niaga Finance

CIMB Finance (CNAF) mencatatkan kenaikan laba sebesar 31,01 persen pada 2023 lalu, perusahaan meraup laba Rp 432 miliar. Meningkat dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya sebesar Rp 329 miliar.

Kenaikan laba tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan perusahaan yang mencapai 31 persen menjadi Rp 1,65 triliun. Sedangkan pendapatan tahun 2022 hanya sebesar Rp 1,26 triliun.

Peningkatan pertumbuhan laba CNAF tidak terlepas dari penyaluran pembiayaan baru yang naik 14 persen, dari Rp 7,87 triliun pada 2022 menjadi Rp 8,94 triliun di 2023.

Pembiayaan baru tersebut didukung oleh pembiayaan kendaraan bekas dan pembiayaan multiguna. Porsi penyaluran pembiayaan kedua segmen tersebut berkontribusi sebesar 75 persen dari total penyaluran pembiayaan baru.

Untuk tahun 2024, CNAF menargetkan pembiayaan baru perusahaan sebesar Rp 10 triliun. Meningkat 15 persen dibandingkan dengan target pembiayaan baru perseroan di 2023 yang sebesar Rp 8,5 triliun.

Dari sisi jumlah beban mengalami peningkatan sebesar 35,2 persen menjadi Rp 1,13 triliun dibandingkan jumlah beban pada periode sebelumnya Rp 840 miliar.

Selanjutnya, liabilitas perseoran mencapai Rp 6,26 triliun pada 2023. Liabilitas mengalami kenaikan sebesar 35,4 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2022 yang mencapai Rp 4,62 triliun. Peningkatan liabilitas itu disebabkan adanya kenaikan pinjaman bank dan sukuk.

Sementara itu, ekuitas CNAF menguat menjadi Rp 2,1 triliun di 2023. Angka itu naik sebesar Rp 18,97 persen dibandingkan pada 2022 yang mencapai Rp 1.77 triliun.

Dari sisi aset, aset perusahaan mencapai Rp 8,3 triliun, naik 30,8 persen dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai Rp 6,4 triliun. Peningkatan tersebut karena adanya peningkatan piutang pembiayaan pada tahun berjalan.

Itulah 7 perusahaan pembiayaan yang sukses mencatatkan kinerja yang baik dan meraup laba positif sepanjang tahun 2023.

Sumber:  Bisnis.com | Infobank | Kontan.co.id

7 Perusahaan Multifinance Yang Go PublicBaca juga: 7 Perusahaan Multifinance yang Go Public
error: Content is protected !!